Mahabharata episode 213 KEREN KW12

 BHISMA MEMBUAT FORMASI UNTUK MENUMBUK FORMASI PANDAWA


Sinopsis film Mahabharata episode 213

Sinopsis by keren kw12
setelah para Pandawa mulai mendekati pusat formasi kubu Hastinapura yang dipimpin oleh Bisma yang agung. Putra Gangga tersebut meniup sangkakala dan membuat angin tornado untuk mengalihkan fokus para Pandawa.

Arjuna menyadari apa yang dilakukan oleh kakeknya dan meminta Basudewa terus maju. BasuDewa Krisna mengatakan bahwa kakek Bisma sedang membuat formasi perangnya dan ini akan dapat mengalahkan formasi bajra dengan mudah. Pangeran Arjuna menyahutinya bahwa kakek Bisma akan membuat malu seluruh pasukan Pandawa.

Pangeran Yudistira mamandu seluruh punggawanya untuk menyebar demi menghalau strategi dari kakek Bisma.

Aswatama datang menemui putra-putra Pandawa dan mengatakan bahwa ia merupakan malapetaka bagi anak-anak pancali. PratiWinda dengan tegas menjawab bahwa anak-anak pancali adalah kobaran api yang dahsyat, dan Aswatama tidak akan dapat memadamkannya dengan mudah. Namun dengan pengalaman yang sudah tinggi Aswatama tidak kesulitan untuk menundukkan Pratiwinda.

Ketika Aswatama sudah menjatuhkan Pratiwinda, ia mengarahkan pandangannya kepada Pratiwiinda. Tiba-tiba panah Aswatama terpental oleh gada dari Bima. Pertempuran Aswatama dan Bima berlangsung cukup sengit meskipun Bima menunjukkan keunggulan dalam pertarungan gada.

Di tempat lain guru Drona bertemu dengan Raja drupada yang merupakan teman lama. Keduanya sempat berdialog sebentar mengenai masa lalu dan saling mengingatkan agar tangannya tidak bergetar ketika memegang senjata. Kematian Guru Drona mempersilahkan Raja drupada agar menyerang dirinya terlebih dahulu untuk menjadi hukuman bagi kesalahan-kesalahan guru Drona.

Raja drupada mengambil panahnya Dan meletakkan tepat ke dada guru Drona. Ayah wah dari Aswatama ini tersenyum dan mengatakan hal ini membuat hatinya tentram dan tangannya tidak akan bergetar ketika memegang senjata. Sang guru mencabut anak panah dari dadanya dan mematahkannya. Drona mulai bergantian serangan dari drupada dan dengan keahliannya ia berhasil menjatuhkan busur raja drupada.

Ketika guru Drona kembali melepaskan anak panahnya kearah kereta dari Raja drupada,. Panahnya disambut anak panah dari Pangeran Arjuna. Arjuna mengatakan bawah biasanya butuh restu dari gurunya, kemudian Arjuna masakan anak panahnya ke depan kereta gurunya. Guru Drona tersenyum, kemudian melontarkan panah yang berubah menjadi tanda restu kepada Arjuna. Sang Guru dan muridnya kini saling beradu panah satu sama lain.

Semua punggawa Pandawa telah berpencar, Bisma yang agung segera mempersilahkan Duryudana untuk menyerang dan menangkap Pangeran Yudistira. Hal tersebut membuat Duryodhana dan teman-temannya tersenyum yang disertai langkah maju mereka menuju Yudistira. Raja Sangkuni mengingatkan kepada Dursasana dan Duryudana dana bahwa ketika sudah dekat dengan Yudistira nanti, dan entah apapun perintah dari Bisma. ketika ada peluang untuk membunuh musuh, maka segeralah bunuh Yudistira.

Panglima perang Hastinapura mengambil busurnya dan melesatkan panah ke arah Yudistira hingga membuat kakak tertua Pandawa ini terjatuh ke tanah. Pangeran Abimanyu yang melihat hal demikian segera memerintahkan Pangeran Utara untuk memberi tanda kepada Pandawa yang lain. Pangeran Abimanyu dengan cekatan melontarkan anak panahnya ke arah musuh musuhnya.

Tanda dari pangeran Utara cara sudah dilihat oleh para Pandawa. Keempat Pandawa yang lain segera meninggalkan pertempurannya untuk membantu Pangeran Yudistira. Guru Drona yang melihat Arjuna ingin pergi, mengingatkan bahwa pertempurannya belum selesai.


Pangeran Abimanyu mah untuk melindungi Yudistira melontarkan anak panah nya dan membuat tembok dari tumpukan anak panah. Bisma yang agung dibuat takjub dengan keahlian dari Putra Arjuna tersebut. Bisma yang agung segera mengambil busurnya dan melepaskan anak panahnya untuk menghancurkan tembok yang dibuat oleh Abimanyu. Ketika tembok anak panah itu runtuh, sosok dari pangeran Abimanyu sudah berada tepat untuk menghalangi jalan dari kakek Bisma.

Komentar

Posting Komentar

Gunakanlah form komentar dengan bijak

Post populer