Mahabharata Episode 111 KEREN KW12

DURYUDANA MEMAKSA AYAHNYA AGAR MENOBATKANNYA SEBAGAI PANGERAN MAHKOTA

By keren kw12 


Sinopsis film Mahabharata episode 111

Sinopsis by Fadila-MB
Episode ini dimulai dengan kelima pandawa meletakkan mahkota ke kepala Drupadi. Tidak ada raut kebahagiaan yang terlihat di wajah mereka. Ibu kunti mengatakan bahwa tugas Drupadi lima kali lebih sulit daripada wanita pada umumnya, karena hal itu maka Ibu kunti yang menyerahkan 5 putranya pada Drupadi dan hanya Drupadi yang punya hak untuk menasihati para pandawa, kebalikan dari tradisi dimana pihak wanita yang diserahkan pada pihak pria. 

Setelah itu pandawa dan Drupadi melanjutkan ritual pernikahan mereka hingga selesai. Khrisna menghampiri Ibu Kunti yang sedang terlihat memikirkan sesuatu, lalu seakan mengetahui apa yang sedang dipikirkannya, Khrisna mengatakan bahwa orang tua memiliki kualitas yang luar biasa yaitu kesabaran dan ia mengatakan bahwa Ibu Kunti harus memiliki kesabaran itu pada saat ini. Setelah mengatakan hal tersebut, Khrisna pamit untuk pergi. Khrisna memberikan nasihat mengenai kebenaran dan kebahagiaan. Saat kebenaran dikuasai oleh masalah, maka melakukan ketidakbenaran adalah kebahagiaan. Selain itu, Khrisna juga memberikan perumpamaan mengenai hal ini di dalam kehidupan.

Sementara itu, di Hastinapura saat Raja Destrarastra dan Ratu Gandari sedang makan, Sangkuni datang dengan tergesa-gesa dan memberi tahu bahwa Duryodhana telah mengambil sumpah yang mengerikan. Duryodhana telah kehilangan kendali karena penghinaan yang diterimanya di Panchala. Sangkuni berusaha menghasut Raja Destrarastra untuk percaya dengan yang dia katakan, lalu Sangkuni juga menghasut Ratu Gandari. Sangkuni mengatakan bahwa Duryodhana sudah mengambil sumpah untuk membunuh kuda putih dari aswamedajatnya. Ratu Gandari yang mendengar hal tersebut sangat terkejut kemudian ia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah dosa besar dan menyuruh suaminya untuk menghentikan Duryodhana. Di luar istana Hastinapura, Duryodhana telah menyiapkan prosesi untuk mengorbankan kuda putih aswamedajatnya dan akan mandi dengan darahnya, dengan tujuan untuk menebus kelemahan kerajaan Hastinapura. 

Ketika, prajurit hendak membunuh kuda putihnya, tiba-tiba Raja Destrarastra menghentikan hal tersebut. Ratu Gandari menanyakan apa yang sedang anaknya lakukan, dan siapa yang menyuruhnya melakukan hal tersebut. Duryodhana mengatakan hal tersebut atas perintah Raja Drupada dari Panchala, namun Raja Destrarastra mengatakan kuda putih aswamedajatnya tidak boleh dibunuh seenaknya karena menyimbolkan kekuatan dan juga kehormatan suatu bangsa. Setelah mendengar hal itu, Duryodhana bangkit menghampiri ayah dan ibunya lalu berkata tidak ada gunanya mempertahankan kuda tersebut tetap hidup saat reputasi kerajaan kuru tidak lagi berharga. 

Raja Destrarastra mengatakan bahwa Duryodhana melakukan kebodohan karena menurutnya kekuatan Hastinapura masih ada di hati para musuh. Duryodhana tertawa mendengar hal tersebut dan mengatakan bahwa itu hanyalah imajinasi dan berusaha menghasut Raja Destrarastra. Duryodhana berkata bahwa ia akan melepaskan kuda putih tersebut dan siapapun raja yang berusaha menangkapnya maka Duryodhana akan mengalahkan raja tersebut untuk membuktikan kehebatan dari bangsa Kuru.

Setelah mendengar hal tersebut, Ratu Gandari mengatakan bahwa tidak mungkin melakukan hal tersebut karena Raja Destrarastra hanyalah pelaksana raja dan pengawas untuk bakal calon penerus kerajaan, jadi dia tidak memiliki hak untuk melakukan aswamedajatnya. Mendengar hal itu Duryodhana pun berbicara dengan sebuah perumpamaan yang artinya bahwa ayahnya sudah tidak berguna lagi. Duryodhana meminta pada Ibunya untuk menobatkan dirinya sebagai raja esok di pagi hari, dan lusa Duryodhana akan mengumumkan pada seluruh daerah Aryawarta bahwa dirinya akan melakukan aswamedajatnya. 

Raja Destrarastra meminta Duryodhana untum tenang dan menunggu Bisma datang, setelah membicarakan hal tersebut dengan Bisma baru dia akan membuat keputusan. Namun, Duryodhana tetap memaksa ayahnya untuk melakukan penobatan dirinya sebagai raja. Ratu Gandari yang mendengar hal tersebut, mengatakan jika Duryodhana dinobatkan sebagai Raja maka dia dan suaminya harus menjadi seorang pertapa. Namun Duryodhana tetap memaksa, dan mengatakan bahwa ibunya harus melakukan pengorbanan tersebut untuk bangsa Kuru. Duryodhana memberi pilihan, jika dirinya tidak dinobatkan, maka pedangnya akan memenggal kepalanya atau kepala kuda putih aswamedajatnya.

Komentar

  1. Waduh ketutupan tulisan min videonya

    BalasHapus
  2. Kalo bisa watermarknya diem ajaa min bikin gkk fokus nonton kalo gerak gerak😂

    BalasHapus
  3. Bagus min.. Ada watermark nya ndk pp ...tapi kalo watermark nya gerak2 bisa bkin setikit pusing liatnya min...kalo bisa di buat diem aja...
    Maaf hanya saran...tapi begitu sudah bagus kok

    BalasHapus
  4. Minnayolah watermark buang aja fans kamu udah banyak hehe upload lah seminggu sekali 3 episode bkin fans kamu bhgia

    BalasHapus
  5. Watermark memang sangat menganggu ayo prbaiki apa kaya gini

    BalasHapus
  6. yaelah min ketutupan gak seru lah jadinya min. mending di hilangkan saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo dihilangkan, tidak saja lah. Biar jadi tanda blogger.

      Hapus
  7. Min saran watermark nya agak kecilin biar gk terlalu mengganggu 🙏🏻

    BalasHapus
  8. gpp min ada watermark nya tapi lebih bgs kalo agak kecil dan diamsaja hehe, cuma saran ya min

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  10. pusing liatnya jadi kagak fokus filmnya

    BalasHapus
  11. Kunti ini ngmong apa ...beran deh..stiap kunti ngomong kok terlihat smkin slah semua..msak iya kelima anak laki lakinya diserahkan ke drupadi dan hnya drupadi saja yg bsa menasehti klima anak nya..selalu terbalik dri stiap nasehtnya..krisna jga jdi gk bner

    BalasHapus

Posting Komentar

Gunakanlah form komentar dengan bijak

Post populer