Mahabharata Episode 104 KEREN KW12

USAHA RAJA GANDARA UNTUK MENGHASUT PESERTA SAYEMBARA DRUPADI

By Keren kw12



Sinopsis film Mahabharata episode 104

Sinopsis by : Fadila-MB
Episode ini dimulai dengan Karna yang menyadari bahwa brahmana yang berhasil memenangkan swayamwara adalah Arjuna. Duryodhana, Dursasana, dan Sangkuni pun saling berpandangan karena terkejut mengetahui bahwa Arjuna masih hidup. Sangkuni pun segera menyadari bahwa 4 brahmana yang datang bersama Arjuna adalah saudaranya. Duryodhana semakin terkejut ketika melihat 4 pandawa yang lain juga masih hidup, Sangkuni merasa ini akan berbahaya untuk Duryodhana. Sementara itu, Yudhistira khawatir akan ada yang mengenalinya dan saudaranya karena mereka selalu terlihat bersama. Sadewa mengira ini adalah saat bagi mereka untuk mengungkap jati diri mereka yang sebenarnya, namun Yudhistira mengatakan keputusan itu hanya bisa ditentukan ibu mereka. Yudhistira menyuruh Bima untuk tetap bersama Arjuna di tempat swayamwara, sementara 3 pandawa yang lain akan pergi dan menunggu di pintu keluar kota. Yudhistira menitipkan doa untuk Arjuna dan Drupadi. Pada saat seperti itu, para pandawa masih saling bercanda satu sama lain sebelum pergi meninggalkan Bima dan Arjuna.

Drupadi mulai turun untuk mengalungkan bunga pada Arjuna sebagai tanda bahwa hanya Arjuna yang berhak menikahinya. Arjuna dan Drupadi saling memandang satu sama lain, dan senyum mereka menunjukkan kebahagiaan karena akan segera menikah. Rangkaian bunga telah dikalungkan untuk kedua calon pengantin, dan bunga-bunga dilemparkan pada mereka berdua oleh semua orang yang hadir disana. Raja Drupada dan Khrisna memberikan doa pada mereka berdua. Lalu, Drupadi meminta izin pada ayahnya untuk pergi dengan Arjuna karena telah memenangi swayamwara. Tentu saja pemandangan tersebut membuat Sangkuni, Duryodhana, Karna, dan Dursasana tidak merasa senang. Sangkuni mulai menghasut Duryodhana untuk melakukan perlawanan dan membunuh Arjuna saat itu juga dengan bantuan para raja dan pangeran yang hadir. 

Sangkuni beranjak dari tempat duduknya dan mengatakan bahwa apa yang baru saja dilihatnya adalah sebuah lelucon dan penghinaan. Drupadi, Arjuna, dan pangeran Drestadyumna yang mendengar ucapannya pun menghentikan langkah dan menoleh ke arah Sangkuni. Sangkuni mulai menghasut para raja dan pangeran yang hadir, bahwa apa yang baru saja terjadi merupakan sebuah penghinaan untuk semua peserta swayamwara. Sangkuni berkata bahwa tuan putri tidak boleh menikah dengan seorang brahmana yang miskin seperti Arjuna. Hasutannya berhasil, semua raja dan pangeran yang hadir pun mengangkat senjata untuk menangkap Arjuna dan berencana untuk menghabisinya dan keluarganya. Sangkuni juga berkata bahwa tuan putri Drupadi harus dihukum.

Bima mulai emosi saat melihat para raja dan pangeran mengangkat senjata untuk membunuh Arjuna dan berjalan mengarah pada mereka. Karna berusaha menghentikan Duryodhana dan berkata bahwa untuk tidak melawan Arjuna hari ini karena Arjuna telah menunjukkan kemampuan yang hebat pada hari itu, dan harus ada penghormatan untuk itu. Sementara itu, pangeran Rukmi berseru pada seluruh kesatria yang hadir untuk membunuh Arjuna saat itu juga. Arjuna angkat bicara melihat apa yang akan terjadi, dia berkata bahwa merupakan sebuah dosa bila membunuh brahmana. Bima tidak bisa menahan emosinya karena hal tersebut, dia pun mengangkat tiang dan menghantamkannya ke lantai hingga membuat lantai tersebut retak hingga keseluruhan. 

Bima menatap Duryodhana dengan tatapan yang tajam, begitu juga Arjuna menatap tajam ke seluruh penjuru. Lalu, Arjuna mengatakan pada Patukeswara untuk menantang Sangkuni bertarung disana. Sangkuni mengabaikan tantangan Patukeswara dan menganggapnya sebagai lelucon, lalu dia menghasut Duryodhana untuk segera menghabisi Arjuna dan Bima saat itu juga, namun Karna tetap menghalangi Duryodhana karena merasa bukan saat yang tepat untuk melawan Arjuna dan Bima. Duryodhana menuruti perkataan Karna dan tidak jadi melawan Arjuna dan Bima, dia berencana untuk melakukannya di lain hari. Duryodhana kemudian meninggalkan tempat swayamwara bersama dengan paman dan saudaranya.

Khrisna dan Raja Drupada turun menuju pintu keluar, lalu Khrisna mengatakan pada pangeran Drestadyumna untuk menyarungkan kembali pedangnya, karena tidak benar jika menghunus senjata ketika mengundang orang dalam sebuah upacara swayamwara. Khrisna juga meminta doa untuk Arjuna dan Drupadi pada seluruh raja dan pangeran yang hadir. Setelah itu, Khrisna mempersilahkan Arjuna dan Drupadi untuk pergi. Pada saat yang bersamaan, Patukeswara berkata bahwa dia yang akan menyelesaikan ritual pernikahan Arjuna dan Drupadi, karena merasa bahwa dia yang telah membawa Arjuna ke Kampilya dan bisa memenangkan swayamwara Drupadi. 

Patukeswara ingin ikut menemani Arjuna dan Drupadi untuk meminta restu pada Ibu Kunti, jadi Bima kembali menggendongnya. Sebelum pergi Drupadi dan Arjuna meminta doa pada Raja Drupada, kemudian Raja Drupada berkata bahwa mereka harus segera kembali setelah mendapatkan restu dari Ibu kunti, karena pernikahan mereka akan dilaksanakan di Panchala. Drupadi juga meminta doa pada Khrisna, kemudian Khrisna memberikan kenang-kenangan pada Drupadi berupa 5 batu permata yang memiliki arti yang berbeda pada setiap batu. Drupadi pun menerima 5 batu permata tersebut dengan perasaan yang bingung pada ucapan Khrisna.

Komentar

  1. Terus lanjut Min 👍👍👍

    BalasHapus
  2. Min aku minta vidionya full episode bisa di kirim lewat email saya pliss!!

    BalasHapus
  3. Min saya juga mau full episode
    Bagaimana caranya ?

    BalasHapus
  4. kualitasnya bagusin dikit min, plis....

    BalasHapus
    Balasan
    1. agak dimaklumi aja ya. Ada limit size soalnya

      Hapus
  5. Saat swayamwara berahir dan menghasilkan sebuah kemenangan yg diraih oleh pemuda brahma yaitu arjuna..kebahagiaan drupadi tk dpt diuraikan dgn kata kata,senyum nya menghiasi perjlananan nya dri kampilia hingga ke gubuk dimna ibu kunti berada..namun siapa sangka seorg ibu yg mestinya membawa kedamaian nagi snak anaknya justru sringkli mengmbil kputusan dgn gegabah ngawur dn sembrono,dan itu membuat hancur hrpan dan kbhagiaan dri drupadi seketika yg slma ini ia nanti nantikan,awal petaka dan penderitaan berkepenjangan dri kehidupan seorg ratu drupadi dimulai dri pertmuan nya dgn kunti bodoh

    BalasHapus

Posting Komentar

Gunakanlah form komentar dengan bijak

Post populer