Mahabharata Episode 057 KEREN KW12

SIDANG UNTUK MENENTUKAN PANGERAN MAHKOTA HASTINAPURA

By KEREN KW12


Sinopsis film Mahabharata episode 57
Sinopsis by : Yuliyanti

Dewi Kunthi dan Arjuna saling berpelukan karena bahagia. Dewi Kunthi mengatakan bahawa ia akan menyuapi Arjuna. Namun, Arjuna justru mengatakan kalau ia harus meminta maaf terhadap Kakek Bhisma terlebih dahulu karena perasaan Kakek Bhisma terluka karenanya. Setelah itu, baru Arjuna akan datang kembali dan makan bersama Ibunya. Arjuna datang dan memberi salam terhadap kakeknya, Bhisma. Namun, Bhisma mengatakan kalau kejadian hari ini sangatlah tidak pantas. Arjuna meminta maaf atas kejadian yang terjadi tadi. Kakek Bhisma justru bertanya kepada Arjuna mengapa ia harus meminta maaf, padahal Bhisma pun merasa apa yang dilakukannya tadi juga tidak pantas termasuk perlakuan Raja Destrarastra. Ia dan Widura pun hanya bisa diam tanpa melakukan apa-apa.

Arjuna mengatakan bahwa ia tidak marah kepada Kakek Bhisma maupun Paman Widura, ia bisa mengerti dilema yang dialami kakeknya itu. Tapi, Kakek Bhisma menyangkalnya dan berkata bahwa Arjuna sama sekali tidak mengerti. Ia juga mengatakan jika Duryodhana besok dinobatkan menjadi pangeran mahkota, maka keputusan dari Raja Destrarastra salah. Arjuna berkata pada Kakek Bhisma kalau saudara-saudaranya siap untuk membuat kakak tertua mereka yaitu Yudhistira dinobatkan sebagai pangeran mahkota. Namun ditolak oleh Kakek Bhisma. Kakek Bhisma hanya bisa meminta Arjuna untuk terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa.

Basudewa Krisna dengan kecerdasan dan kebijakannya mengatakan bahwa jika seseorang menghadapi hal yang berbahaya maka ia akan berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Arti dari sebuah doa adalah untuk merasakan keprihatinan akan kekhawatiran akan pemecahannya atau pilihan-pilihan dan rencananya nanti. Daripada mengkhawatirkan perilaku orang lain lebih baik kita bertindak dengan benar dan percaya pada rencana Yang Kuasa sebagai takdir. Rencana-rencana Yang Kuasa selalu berakibat dari sebuah tindakan kita. Jika sebuah doa dapat mengubah tindakan dan mencegah apa yang terjadi pada manusia itu disebut doa atau kekalahan.

Guru Dorna terkejut mendengar perkataan Aswatama bahwa Duryodhana akan dinobatkan menjadi pangeran mahkota besok. Disamping itu, Duryodhana berdiri dengan gagahnya dan membawa gada miliknya untuk membuat patung dirinya. Ia mengatakan kepada pematung bahwa ia ingin patungnya lebih tinggi dari patung-patung yang lain. Namun, pematung tidak menurutinya karena membuat patung yang sama tingginya adalah sebuah tradisi. Aswatama yang bersama dengan Duryodhana, Karna dan Dursasana melihat Pandhawa menuju ke arah Duryodhana. Aswatama pun mengatakan kalau kita tidak perlu melanggar tradisi, kita hanya perlu meletakkannya ditempat yang tinggi. Duryodhana yang mengerti maksud dari Aswatama bertanya dimana ia harus meletakkanya. Karna pun menjawab kalau ia bisa meletakkan patungnya diatas bahu Karna. Tapi, Duryodhana menolaknya dengan mengatakan kalau ia menghormati temannya yaitu Raja Angga Karna dan ia akan berdiri diatas bahu musuhnya yang ia maksud Pandhawa.

Tepat dihadapan Pandhawa, Dursasana pun menghina Pandhawa dengan mengatakan bahwa harus ada 5 patung kecil untuk diletakkan dibawah patung kakaknya, Duryodhana. Aswatama pun melanjutkan hinaan dari Dursasana, kenapa harus ada 5 patung manusia jika kelima patung itu juga bisa menjadi patung binatang. Karna yang sangat membenci Arjuna mengatakan kalau salah satu patung itu adalah patung keledai lengkap dengan busur dan panahnya. Kalimat tersebut ditujukan untuk Arjuna seorang. Bima yang sudah menahan amarahnya, sudah tidak sabar karena mendengar perkataan Karna yang menghina Arjuna. Ia pun hampir menyerangnya namun dihentikan oleh Yudhistira. Pandhawa pun pergi meninggalkan mereka.

Gandhari yang sedang berdoa kepada Dewa Shiwa, dilempari senjata oleh kakaknya sendiri yaitu Shangkuni. Shangkuni mengatakan bahwa setelah Duryodhana menjadi pangeran mahkota, maka Hastinapura akan menjadi Gandara. Shangkuni tidak akan menghancurkan Hastinapura, tapi Hastinapura sistem  pemerintahanya akan berdasarkan peraturan dari Gandara. Karena Shangkuni hanya ingin balas dendam terhadap Bhisma. Perayaan penobatan pangeran mahkota telah dimulai. Perdana Menteri Widura berdiri dan mengatakan bahwa sebelum Raja mengumumkan siapa pangeran mahkota, akan terasa lengkap jika Bhisma merestui sang pangeran. Tapi hanya jika Sang Raja mengizinkannya. Tanpa berpikir panjang Raja Destrarastra mengizinkannya. Shangkuni pun mencurigai hal tersebut.

Komentar

Posting Komentar

Gunakanlah form komentar dengan bijak

Post populer