Mahabharata Episode 031 KEREN KW12

KEMATIAN RAJA PANDU DAN MADRI DI PENGASINGAN

By KEREN KW12


Sinopsis film Mahabharata episode 031
Sinopsis by keren kw12

Kunti mempertanyakan di mana mana ayah Sadewa setelah Sadewa mengadukan bahwa ia mendapat firasat buruk. Sadewa mengatakan bahwa ayahnya bersama ibu menteri sedang di taman untuk mengambil bunga sebagai pemujaan. Kunti segera teringat dengan kata-kata Pandu yang mendapat kutukan dari resi kindama. Kunti kemudian segera memerintahkan Sadewa dan saudara saudaranya agar tetap tinggal di tempat dan Kunti akan mencari Pandu.

Pandu bermain bunga dengan istri keduanya ketika mengambil bunga.  Mereka berlari-lari di taman bunga tersebut. Pandu dan materi yang sedang asyik bermain tergoda berhubungan. dan seperti kutukan resi kindama, pandu pun tewas seketika.

Ibu Ratu satyawati dan Widura tiba di tempat pengasingan Bandung namun ia heran karena banyak orang berkumpul. Ibu Ratu Setiawati tertegun dan langsung pingsan ketika melihat Pandu sudah tidak bernyawa. Widura segera menghampiri dan menolong Ibu Ratu. 

Ketika Ratu Setiawati sudah tersadar dari pingsannya, ya ya berdiri disamping sungai Gangga. Ia teringat dengan kata-kata sang suami yaitu raja santanu ketika masa masa mudanya setelah mendapat tanda ada seekor ikan melompat dari sungai Gangga ke tanah dan mati.

Madri dan Kunti menangis di rumahnya, kunci menangis dengan tetap kesabarannya berbeda dengan materi yang menangis dengan keras dan sesenggukan. Menteri mengatakan bahwa ia akan menyusul Pandu karena kutukan itu berawal darinya dan menjadi kenyataan juga karenanya. Kunti hanya diam saja. Tiba-tiba Madri terjatuh dan meninggal seketika itu, kunti langsung menghampiri Madri dan mengatakan bagaimana ia memberitahu Nakula dan Sadewa tentang hal ini.

Pandu dan madri dikremasi pada hari itu pula. Widura heran karena tidak satupun anak Pandu yang menangis, ia menghampiri Yudistira dan menanyakan mengapa ia tidak menangis. Yudistira mengatakan bahwa air mata akan terhapuskan oleh keheningan malam. Kalau ia menangis sekarang maka adik-adiknya akan kehilangan semua kekuatannya. 

Kemudian Widura dekatin Nakula dan membawanya. Bertanya mengapa ia tidak menangis atas kematian ayahnya. Dengan jelas nakula menjawab bahwa kalau ia menangis, maka seolah-olah dia tidak memiliki kepercayaan atas kaka tertua nya. Dan oleh karena itu, bagi kami, kakak tertua adalah ayah bagi kami. Mendengar hal ini Ibu Ratu Setiawati merasa puas dan senang.

Dengan kasih sayangnya, Widura meminta para putra Pandu memeluk dirinya dan mempersilahkan untuk melepaskan air matanya. Anak-anak Pandu melarung Abu jenazah dari ayah dan ibunya. Widura meminta agar Kunti dan anak-anaknya ikut ke Hastinapura dengan keretanya.

Dengan kabar ini, membuat seluruh masyarakat Hastinapura berkabung. Bisma juga bergabung jangan bersedih atas kematian keponakannya itu.

Ibu Ratu masih merenung di dekat sungai Gangga. Widura datang menghampirinya dan mengajak bahwa sudah saatnya untuk pergi. Ibu Ratu satyawati bercerita kepada widura mengenai kesalahan-kesalahannya yang membuat Hastinapura harus merasakan imbasnya. Dan kini tiba saatnya untuknya bertobat. Surat yang mengatakan bahwa ia tidak akan kembali ke Hastinapura bersama Widura.

Link muncul dengan browser biasa (chrome dll)

Jika menggunakan UC Browser, nonaktifkan adblock dipojok kiri atas

Komentar

Posting Komentar

Gunakanlah form komentar dengan bijak

Post populer